Daftar isi konten
Dalam menjalankan roda usaha, ada yang namanya etika bisnis dan tanggung jawab sosial yang tidak boleh dilupakan.
Lantas apakah etika bisnis serta tanggung jawab sosial itu? Apa manfaatnya? Untuk mengetahui lebih lanjut, simaklah ulasan ini sampai akhir!
Pengertian Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial
Etika bisnis dapat didefinisikan sebagai suatu kode etik yang diterapkan pada entitas bisnis atau perusahaan yang melakukan kegiatan bisnis.
Bisa dibilang, etika bisnis sebagai panduan atau tuntutan sebuah perusahaan dalam menjalankan roda usahanya. Etika bisnis sifatnya sangat penting untuk diimplementasikan oleh perusahaan agar berjalan dengan pondasi yang kuat dan tetap berada pada nilai yang tinggi.
Sedangkan, definisi dari tanggung jawab sosial yaitu bentuk dari kepedulian pada sebuah entitas di masyarakat dan lingkungan di sekitar tempat perusahaan itu berada.
Untuk lingkungan sekitar bisa meliputi supplier, konsumen, karyawan, lingkungan kreditur, masyarakat, komunitas dan lain sebagainya. Dengan begitu tanggung jawab sosial sudah menjadi bagian dari etika bisnis.
Pendekatan Dasar dan Isu-isu Etika Bisnis
Dari Von de Embse dan R.A Wagley (1988) menyatakan terdapat tiga pendekatan dasar yang biasa digunakan untuk merumuskan sebuah tingkah laku etika bisnis, diantaranya yaitu:
1. Utilitarian Approach
Pendekatan yang pertama adalah utilitarian, pendekatan ini menyebutkan bahwa untuk setiap tindakan yang dilakukan harus didasari dengan konsekuensi yang akan ditimbulkan.
Sebab, seseorang wajib menaati setiap cara yang dinilai dapat memberikan manfaat yang sangat besar pada masyarakat, tidak membahayakan dan yang pasti membutuhkan sedikit biaya.
2. Individual Rights Approach
Pendekatan yang selanjutnya yaitu individual rights. Pendekatan ini menyebut bahwa setiap tindakan dan kelakuan dari seseorang pasti memiliki dasar yang harus dihormati.
Tetapi, baik tingkah laku dan tindakan tersebut memang sebaiknya tidak dilakukan apabila akan menyebabkan adanya benturan dengan hak-hak dari kebanyakan orang.
3. Justice Approach
Selanjutnya adalah justice approach. Pendekatan ini menyebut kalau setiap kedudukan yang sama harus bertindak adil serta memberikan sebuah pelayanan yang memuaskan kepada setiap pelanggannya, baik itu secara perseorangan hingga kelompok.
Ada banyak isu-isu dari etika bisnis yang terjadi dan muncul dari hubungan bisnis yang terjalin antara investor, konsumen, karyawan, kreditur hingga pesaing.
Dimana beberapa isu etika bisnisnya yaitu:
1. Keadilan dan kejujuran
Biasanya seorang pengusaha sangat diwajibkan untuk mematuhi hukum serta peraturan yang berlaku.
Tak hanya itu, pengusaha juga wajib untuk bisa menahan diri dari perbuatan yang merusak citra dari perusahaannya sendiri, baik itu secara sengaja maupun tidak disengaja, seperti contohnya penyelewengan, penipuan sampai dengan mengintimidasi orang lain.
2. Hubungan organisasional
Dalam hal ini sangat diperlukan adanya kontribusi dan kerja sama antara sesama rekan kerja.
Apabila hubungan antara sesame rekan kerja itu tidak berusaha untuk dijaga dan lebih mementingkan ego pribadi, maka akan memicu terjadinya kegagalan dalam memenuhi komitmen beserta kesepakatan bersama.
3. Konflik kepentingan
Isu etika bisnis yang berikutnya adalah konflik kepentingan. Hal itu bisa terjadi ketika pelaku bisnis berusaha untuk mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya demi kepentingan pribadi dan tidak begitu mementingkan kepentingan pemberi kerja.
Selain itu dapat hal semacam ini bisa terjadi pada saat pembayaran dan hadiah digunakan sebagai alat untuk memudahkan proses transaksi.
4. Komunikasi
Dalam sebuah bisnis, komunikasi bisa didefinisikan sebagai pengiklanan dan periklanan yang bisa memunculkan pertanyaan etis.
Faktor-faktor yang Berperan Besar dalam Etika Bisnis
Dalam etika bisnis dan tanggung jawab sosial pdf yang bisa diunduh di internet terdapat banyak faktor yang memiliki peran besar etika bisnis, apa saja kira-kira? Simak ulasannya berikut ini:
A. Faktor individu
Umumnya pengetahuan dari seorang individu akan sangat dipengaruhi oleh ke-update-an mereka dari isu yang sedang terjadi.
Lalu dilihat dari bagaimana mereka menentukan keputusan yang akan diambil dengan menggunakan pengetahuan tentang isu tersebut sambil mengambil sebuah keputusan agar tidak terlibat dalam permasalahan yang melibatkan etika.
Apabila seseorang tidak memperoleh cukup informasi, maka bisa melakukan tindakan yang secara tidak sadar dilakukan dan akan memberi pengaruh pada permasalahan yang bersangkut paut langsung dengan etis.
B. Faktor sosial
Norma-norma yang berlaku di beberapa negara bisa diterima dan etis untuk agen yang mau saja dalam menerima gratifikasi ketika melakukan kebiasaan yang menjadi bagian dari pekerjaan.
Sementara jika hal semacam itu terjadi di negara lain akan mengarah pada sesuatu yang tidak etis. Hal-hal semacam itu bisa dilihat pada beberapa kejadian berikut ini:
- Rekan kerja melakukan panggilan telepon jarak jauh ketika jam kerja dan menggunakan biaya perusahaan. Hal seperti itu bisa dikatakan tidak etis karena hampir semua orang pati pernah melakukannya.
- Orang-orang lainnya yang berpengaruh seperti misalnya team, pasangan, hingga kerabat sangat bisa mempengaruhi diri seseorang untuk melakukan sebuah tindakan yang bisa saja etis, tetapi bisa juga tidak etis.
- Penggunaan internet seperti sekarang ini di era kemajuan teknologi akan menjadi salah satu tantangan baru apakah setiap pekerja akan mampu mengatasinya atau justru sebaliknya.
C. Faktor Peluang
Faktor berikutnya adalah faktor peluang akan mengacu kepada beberapa hal berikut ini diantaranya:
- Faktor peluang akan lebih mengarah pada kebebasan yang memang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya apakah mau berlaku etis atau tidak.
- Kode etik juga menjadi salah faktor yang mempengaruhi.
- Penegakan yang akan dilakukan pada saat terjadi sebuah pelanggaran yang dilakukan dan tidak etis agar hal semacam itu tidak kembali dilakukan di masa depan.
Selain ketiga faktor di atas, ada juga peran dari yang lain dan bisa mendorong terjadinya sebuah perilaku etis, diantaranya yaitu:
1. Peran pemerintah
Peran pemerintah dalam mendorong terjadinya kode etik yaitu dengan memperketat sebuah regulasi, dimana hal itu bisa dilakukan dengan cara membuat peraturan yang berpayungkan hukum.
2. Peran dari Asosiasi Perdagangan
Peran dari Asosiasi Perdagangan adalah memberikan suatu panduan etika bagi seluruh anggotanya yang beroperasi di bagian bisnis tertentu agar bisa menekan anggotanya yang melakukan pelanggaran.
Asosiasi Perdagangan dibentuk demi mengontrol setiap tindakan dari anggotanya untuk mencegah hal-hal yang merugikan.
3. Peran dari perusahaan swasta
Lalu yang terakhir peran dari perusahaan swasta, dimana peran dari perusahaan itu adalah membuat peraturan mengenai kode etik kepada setiap karyawannya demi mendorong terciptanya perilaku etis.
Sebuah kode etik berisikan kebijakan yang mencakup standardisasi dan hukum yang berlaku untuk sebuah pelanggaran yang terjadi.
Perusahaan swasta diharapkan mampu menciptakan suatu lingkungan yang dapat menyadarkan karyawannya mengenai pentingnya melakukan tindakan yang sesuai peraturan berlaku dan tidak melanggar kode etis.
Manajer dari perusahaan diharapkan mampu meningkatkan komunikasi yang baik kepada karyawannya.
Bentuk – bentuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Dari apa yang telah disebutkan sebelumnya, perusahaan bisa membuat keputusan yang disesuaikan dengan kepentingan usaha, tetapi tidak boleh mengabaikan etika dan tanggung jawab sosial.
Apa saja bentuk dari etika sosial dan tanggung jawab perusahaan? Simak ulasan ini!
A. Tanggung jawab sosial terhadap konsumen
Tanggung jawab sosial yang dimiliki oleh perusahaan terhadap konsumennya tidak selalu seputar masalah penyediaan dari produk ataupun jasa, tetapi juga meliputi aspek lainnya yang tidak boleh diabaikan.
Apalagi jika merujuk pendekatan utilitarian, maka bisa dikatakan bahwa sebuah perusahaan harus mampu menghasilkan suatu produk atau jasa yang juga memberi banyak manfaat pada masyarakat.
Cara perusahaan untuk menjamin terlaksananya tanggung jawab sosial terhadap konsumen bisa dilakukan melalui tiga tahapan diantaranya yaitu dengan menciptakan kode etik, memantau semua keluhan yang disampaikan dan umpan balik dari konsumen itu sendiri.
Selain itu, pemerintah juga harus menjamin tanggung jawab perusahaan kepada konsumen melalui beberapa cara berikut ini:
1. Membuat peraturan mengenai keamanan produk
Pemerintah harus melindungi konsumen dengan membuat peraturan mengenai beberapa produk yang dibuat oleh sebuah perusahaan.
Perusahaan setidaknya harus melakukan tes lebih dulu untuk memastikan kalau produk yang telah dibuat memang memenuhi syarat-syarat tertentu yang sudah dibuat oleh pemerintah.
2. Membuat peraturan mengenai periklanan
Kemudian selanjutnya pemerintah harus menciptakan hukum yang isinya melarang keras iklan yang isinya menyesatkan.
3. Membuat peraturan soal kompetisi industri
Selalu ada persaingan dalam bidang industri ketika sebuah perusahaan membuat sebuah promosi. Sebaiknya, persaingan yang melibatkan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya harus menguntungkan konsumen.
Sebab, perusahaan yang memberikan harga di luar nalar atau memproduksi barang yang kualitas biasa saja tidak akan mampu bertahan dalam lingkungan persaingan yang kompetitif.
B. Tanggung jawab sosial terhadap karyawan
Tanggung jawab sosial perusahaan terhadap karyawan diwujudkan dalam bentuk memberikan rasa yang nyaman dan aman serta memperlakukan setiap dari mereka dengan adil, tanpa harus membeda-bedakan.
Selain itu juga harus memberikan kesempatan dan fasilitas yang sama pada setiap karyawan agar mereka bisa mengembangkan dirinya jauh lebih baik.
C. Tanggung jawab sosial terhadap kreditor
Sementara bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap kreditor yaitu harus mampu menyelesaikan kewajiban atau utangnya.
Apabila terdapat masalah keuangan, maka perusahaan sangat wajib hukumnya untuk memberi tahu kepada kreditornya langsung.
D. Tanggung jawab terhadap pemegang saham
Apapun perusahaannya pastilah akan memiliki tanggung jawab pada pemegang saham. Itulah mengapa dalam kegiatan operasional, suatu perusahaan harus memastikan lebih dulu kalau keputusan yang akan diambil juga mewadahi kepentingan dari pemegang saham.
Bagaimanapun pemegang saham memiliki hak untuk bisa memperoleh nilai yang optimal.
Bisa dibilang pihak perusahaan harus bisa meyakinkan pihak pemegang saham kalau setiap keputusan yang diambil juga demi kepentingan dari pemegang saham.
Tetapi, memang dapat diakui kalau beberapa pemegang saham sifatnya sangat aktif pada struktur manajemen apabila mereka punya saham yang nilainya tinggi.
E. Tanggung jawab sosial terhadap lingkungan
Kemudian ada tanggung jawab sosial terhadap lingkungan yang juga harus dipenuhi oleh suatu perusahaan. Adapun tanggung jawab sosial terhadap lingkungan adalah tidak membuang limbah di sembarang tempat, mencegah terjadinya polusi di sekitar tempat usaha beroperasi serta mencegah penggunaan suatu bahan yang berbahaya.
Dengan demikian sangat diharapkan jika perusahaan harus ramah terhadap lingkungan.
F. Tanggung jawab sosial terhadap komunitas
Berikutnya yaitu tanggung jawab sosial perusahaan terhadap komunitas. Bagaimana tanggung jawabnya? Perusahaan bisa melakukan corporate social responsibility atau CSR.
Cara melakukan CSR yaitu dengan memberikan bantuan berupa sarana dan prasarana yang bisa digunakan untuk kegiatan di bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, tempat usaha dan hal lainnya yang juga dibutuhkan di masyarakat.
Istilah CSR pertama kali populer pada tahun 1970-an dan sampai saat ini sudah menjadi bentuk dari inovasi antara hubungan perusahaan dengan masyarakat dan konsumen. Sekarang, CSR sudah banyak diterapkan oleh banyak perusahaan baik di level nasional hingga multinasional.
CSR merupakan sebuah nilai dan standar yang erat kaitannya dengan beroperasinya suatu perusahaan pada lingkungan masyarakat.
CSR dapat didefinisikan sebagai komitmen usaha agar bisa beroperasi secara legal dan etis untuk mencapai target pada peningkatan kualitas dari kehidupan karyawan, keluarga, komunitas lokal sampai dengan masyarakat luas sebagai tujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
CSR dapat berakar dari etika serta seluruh prinsip yang memang berlaku di suatu perusahaan dan masyarakat.
Etika yang dianut adalah etika yang telah menjadi bagian dari budaya, dan etika yang berlaku di lingkungan masyarakat adalah hasil dari budaya masyarakat.
Prinsip serta azas yang berlaku di masyarakat termasuk dalam peraturan dan regulasi pemerintah yang menjadi bagian dari sistem ketatanegaraan.
Jones (2001) menyebutkan bahwa seseorang atau lembaga yang bisa dinilai telah membuat keputusan dan tindakan yang etis harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
- Keputusan dan tindakan yang dilakukan harus berdasarkan dengan nilai dan standar yang sebelumnya sudah diterima dan berlaku pada lingkungan organisasi yang bersangkutan.
- Tidak keberatan untuk mengkomunikasikan apa yang telah menjadi keputusan dengan seluruh pihak yang terkait.
- Harus yakin bahwa orang lain pasti akan setuju dengan keputusan tersebut karena dilandasi dengan alasan yang etis.
Ada banyak manfaat yang diberikan oleh penerapan CSR, diantaranya adalah sebagai berikut:
– Menciptakan citra yang baik
Apabila suatu perusahaan semakin gencar menggalakkan tanggung jawab sosial, maka akan semakin kuat pula citra positif yang terbangun di mata masyarakat luas.
Tentu saja, tanggung jawab sosial perusahaan harus berkaitan dan bisa diaplikasi secara langsung pada kehidupan masyarakat.
Apabila tanggung jawab perusahaan tersebut punya nilai lebih maka masyarakat akan memberikan penilaian positif pada perusahaan yang menjadi penggagas dan tak hanya menganggap perusahaan tersebut hanya fokus untuk selalu mengejar profit saja.
Hal lainnya yang menjadi nilai lebih dari penerapan tanggung jawab sosial perusahaan adalah citra yang positif tersebut akan sangat melekat kuat pada perusahaan.
– Membuat perusahaan terus eksis
Selepas citra positif yang terbangun dengan baik di mata masyarakat, maka selanjutnya akan berakibat pada peningkatan pelanggan.
Dengan begitu, bisa disimpulkan kalau profit dapat mengalami peningkatan seiring dengan kebermanfaatan dari tanggung jawab sosial perusahaan dirasakan langsung oleh masyarakat.
Apabila seluruh kondisi perusahaan baik-baik saja, maka bisa dipastikan jika seluruh pihak, baik itu masyarakat yang menjadi target akan lebih menaruh perhatian lebih.
Demikian pula dengan perusahaan yang akan terus meningkatkan kualitas dan menjaga komitmen beserta menebar banyak manfaat dan tak lupa dengan kebaikan.
– Lebih mudah dalam menjalankan visi dan misi
Penerapan etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan yang baik dan sungguh-sungguh akan membuat perusahaan tersebut jauh lebih mudah dalam menjalankan visi dan misi mereka.
Donaldson dan Fafalios (2003) menyebutkan kalau kontribusi hingga tanggung jawab sosial bisa dinilai melalui seberapa besar dampak yang diberikan oleh perusahaan tersebut pada kesejahteraan dari masyarakat atau seberapa mampu perusahaan meningkatkan kondisi fisik hingga sosial dari lingkungan sekitar.
Manfaat Etika Bisnis Untuk Perusahaan
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam praktiknya, etika bisnis akan mampu memberikan banyak keuntungan pada suatu perusahaan apabila kesinambungannya dalam jangka panjang.
Ada banyak manfaat yang setidaknya dapat diperoleh pada saat sistem etika bisnis serta tanggung jawab sosial dilakukan dengan tepat, diantaranya yaitu:
- Bisa mengurangi biaya yang diakibatkan oleh pencegahan terjadinya friksi baik itu yang terjadi di dalam internal dan eksternal perusahaan.
- Selain itu, bisa membantu meningkatkan motivasi pada semua pihak yang berkaitan dan terlibat dengan perusahaan.
- Perusahaan akan memiliki nilai yang menjadi keunggulan di tengah persaingan yang super ketat.
Terdapat beberapa ranah etika serta tanggung jawab sosial yang bisa dijadikan suatu landasan untuk melakukan kegiatan baik secara etis maupun bertanggung jawab agar bisa diterima dengan baik di area bisnis nasional dan multinasional, diantaranya adalah:
- Produsen harus memberikan produk yang aman dengan harga terjangkau serta memudahkan konsumen untuk bisa meraih informasi akurat pada produk yang nantinya akan digunakan atau dikonsumsi.
- Perusahaan punya kewajiban untuk menyediakan pengambilan investasi dari investor yang bisa menarik lebih banyak dan memaksimalkan laba yang diperoleh perusahaan.
- Perusahaan harus bertanggung jawab pada karyawan dimulai dari perencanaan, perekrutan, pengajian, orientasi, kesejahteraan sampai dengan penempatan keselamatan kerja.
Contoh Kasus Etika Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial
Salah satu contoh kasus etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan yang telah dilakukan terhadap pemerintah yaitu dengan melakukan pembayaran pajak secara teratur.
Tanggung jawab perusahaan dalam membayar pajak kepada pemerintah merupakan salah satu bentuk kontribusi kepada negara.
Tidak hanya membayar pajak, hal-hal lainnya yang dilakukan oleh perusahaan untuk memenuhi tanggung jawab sosial, salah satunya yaitu dengan memberikan sebuah donasi pada organisasi sosial dan juga masyarakat.
Seperti hal nya membayar pajak seperti pelaporan SPT yang pasti akan melibatkan banyak laporan yang harus dibuat oleh perusahaan. Salah satunya yaitu laporan adanya pemotongan pajak.
Laporan pemotongan pajak akan berkaitan dengan ringkasan perhitungan pajak yang menggunakan tipe pemotongan yang diterapkan pada setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan objek pajaknya.
Tujuan dari adanya tipe pemotongan yaitu agar pajak melakukan sejumlah pemotongan tagihan untuk setiap transaksi yang dilakukan perusahaan.
Contoh kasusnya yaitu PT. ABC melakukan pemotongan PPh 23 atau jasa pendapatan sewa gedung yang nilai Rp 200 juta sebesar Rp 4 juta.
Itu artinya ketika sifatnya adalah pemotongan maka PT. ABC hanya akan memperoleh sebesar Rp 196 juta ke kas/bank, dimana nilai Rp4 juta dicatat sebagai utang pajak PPh23.
Demikianlah pembahasan singkat mengenai etika bisnis dan tanggung jawab sosial. Sebuah perusahaan diharapkan memenuhi kedua hal tersebut agar apa yang diharapkan bisa berjalan selaras dan sama-sama memberi keuntungan.
Perusahaan yang menjunjung tinggi etika bisnis dan tanggung jawab sosial biasanya akan mempunyai peringkat kepuasan bekerja yang juga tinggi, karena perusahaan tidak pernah mentolerir tindakan yang tidak etis, seperti halnya diskriminasi dalam suatu sistem remunerasi atau jenjang karier karyawannya.
Dengan begitu perusahaan harus memahami bahwa karyawan yang berkualitas akan menjadi sebuah aset yang berharga bagi perusahaan, sehingga perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk mempertahankan karyawan mereka dan memaksimalkan kinerja mereka akan mendapat feedback yang baik dari konsumen.
Pingback: Etika Bisnis Dalam Islam – Pengertian, Prinsip dan Contoh